Translate

Senin, 18 April 2016

KAPAL INDONESIA DI BAJAK LAGI


AksiReaksi,  Belum selesai upaya membebaskan 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf membuahkan hasil, dua kapal berbendera Indonesia kembali dibajak. Dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri Indonesia pada siang hari (15/4) diketahui bahwa dua kapal berbendera Indonesia, yaitu kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Cristi yang sedang melakukan perjalanan dari Cebu - Filipina menuju ke Tarakan, Kalimantan Utara - Indonesia dibajak di perairan perbatasan Malaysia-Filipina. Dalam insiden itu satu anak buah kapal (ABK) tertembak, lima orang berhasil diselamatkan, tetapi empat lainnya diculik. Korban luka tembak dilarikan ke rumah sakit di Malaysia untuk menjalani perawatan dan kini dilaporkan berada dalam kondisi stabil. Demikian pula dengan lima ABK lain yang diselamatkan, kini dibawa oleh polisi maritim Malaysia ke pelabuhan Lahat Datu, Malaysia. Hingga laporan ini disampaikan belum diketahui bagaimana nasib empat awak yang diculik dan siapa pelaku penculikan tersebut.
    Menanggapi hal tersebut, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku pihaknya telah siap melaksanakan operasi pembebasan. Menurutnya kapan operasi tersebut dilakukan, hal itu tergantung koordinasi dengan pemerintah Filipina.
Foto : Puspen TNI
    "Saya sudah siapkan pasukan di darat, laut dan udara untuk mengambil tindakan tegas. Saya ulangi TNI Sudah menyiapkan pasukan untuk melaksanakan tindakan tegas baik di laut, darat dan hutan kita siap. Kapan pelaksanaan adalah bagaimana koordinasi dengan pemerintah Filipina," tegasnya di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (16/4/2016) perompakan kali ini menambah kejadian dilaut perbatasan Filipina-Malaysia. 
Akhir Maret lalu, kapal Brahma 12 dan Anand 12 yang mengangkut sepuluh awak dibajak ketika melintasi perairan Filipina. Pihak yang dituding bertanggung jawab adalah kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Mereka meminta tebusan 50 juta peso. Jenderal Gatot tak memastikan apakah pelaku perompakan di perairan itu sama. Namun dia menduga pelakunya tetap kelompok Abu Sayyaf.
Pada kasus perompakan pertama, Filipina menolak keterlibatan militer Indonesia dalam pembebasan sandera. Sejumlah tentara Filipina dilaporkan tewas dalam kontak senjata untuk upaya pembebasan sandera. Sampai kini para sandera belum juga dilepas. (Red)

Sumber  : Antara, VOA, ARMedia


Berita lain dapat dilihat di http://aksireaksi-media.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.